Post Detail
By Nanda Sari Ningrum
0
0
π§π» adik pengen deket sama induknya.
π§π» ibunya, bukan induknya?
π§π» kenapa?
π§π» kalo induk itu untuk binatang, kalau manusia itu ibu.
π§π» ooh gitu yaa
Masya Allah, anak ini sudah bisa membedakan konteks istilah abstrak. Sering kali kita khawatir dan tergesa akan hasil belajar anak kita. Padahal belajar ini adalah proses. Dan proses inilah yg disebut ibadah. Jadi sebenernya kita lebih perlu untuk fokus pada apa yg sedang kita kerjakan dibanding sudah bisa mengerjakan apa.
Sering kali juga terjadi saling tuntut. Orang tua menuntut anaknya βbisaβ, dengan segala bentuk bahasa masing-masing. Kalau sudah bisa ini, pengen bisa itu. Dan seterusnya. Pun dengan anak, secara otomatis juga menuntut orang tua untuk mengerti dengan egonya. Tidak ada benang merah antara keduanya. Akhirnya βprosesβ atau aktifitas yang harusnya menjadi ibadah ini menjadi melelahkan dan tidak menyenangkan.
Pernah suatu ketika aku ingin untuk anak sulungku bisa melakukan X. Tanpa kusadari ternyata aku sedang menuntutnya. Lalu, ketika sadar. Aku menghentikan mindsetku terkait anakku harus bisa nelakukan X ini, dan lebih menerima. Sadar. Bahwa aku sedang beribadah. Apa yang aku ajarkan adalah ibadah. Menunaikan ibadahku ini justru lebih utama dibandingkan dengan bisa atau tidaknya anakku melakukan X. Terlebih kita sadar bahwa ranah hasil adalah kuasa Allah. Ya, ranah anakku bisa melakukan X adalah ranah Allah. Ga bisa kupaksakan mau segimanapun aku mengikhtiarkannya. Aku hanya perlu menunaikannya sebagai ibadah dengan sebaik mungkin, mendoβakannya dengan sesungguh mungkin. Setelahnya, terima.

Nanda Sari Ningrum
Co Founder at TitikTemuKita
Published on 02 Oktober 2025
Belum ada komentar.